BEKERJA SEPERTI AYAM ATAU BEKERJA DENGAN MENGIKUTI PASSION
4/12/2015
Manusia bekerja dan berkarya adalah kodrat manusia didunia, tetapi akankah dalam bekerja maupun berkarya menghasilkan sesuatu yang maksimal bahkan menjadi solusi dan manfaat? Lain halnya jika bekerja dengan mengikuti passion maka hasilnyapun akan berbeda.
Sebuah hipotesis Rene Suhartono pengarang buku Passion is nothing mengungkapkan Kinerja luar biasa lahir dari kegembiraan yang luar biasa dalam menjalankannya. Passion will drive awesome performance. Seberat apapun pekerjaan dijalani dengan kegembiraan serta passion yang tepat maka semua akan mudah untuk melewatinya. Sementara itu passion bukan hanya sebagai ambisi, angan-angan. Passion sudah tertanam dalam diri sebagai anugrah dari sang pencipta pada setiap manusia sejak nyawa ditiupkan. Passion merupakan produk hati, bukan pikiran, oleh karena itu gairah itu muncul dari kesadaran bukan pemikiran.
Sementara itu mengutip kalimat Kuntoro Mangkusubroto yang menyampaikan pandangannya dalam buku tersebut diatas menyebutkan "Disini kita bekerja bukan sekedar mencari makan. Bukan semata urusan perut. Kita bekerja bukan seperti ayam notol disana sini sepanjang hari tiada henti. Kita manusia, bekerja untuk menggapai cita-cita yang dilandasi oleh nilai-nilai yang kita pegangi kukuh-kukuh, yang kita percayai. Kita bekerja untuk memberi makna bagi hidup yang singkat ini. Apabila hidup hanya diisi dengan bekerja untuk mencari makan, maka apalah kita ini; kita tak ubahnya seperti ayam." Jadi tak selayaknya hidup kita hanya hidup untuk makan seperti ayam seperti penggalan kalimat diatas maka jadikanlah diri kita dalam berkarya serta pekerjaan apapun itu memberikan manfaat bagi siapapun.
Lantas apa hubungannya bekerja tanpa passion yang tepat, seperti dalam artikel sebelumnya perihal passion. Bekerjalah dengan passion, karena tanpa adanya passion, maka ibarat bekerja tanpa jiwa, karena bekerja menggunakan hati dan passion, seseorang akan menikmati pekerjaan yang dia lakukan. Passion akan membuat suatu pekerjaan bukan hanya menggunakan otak dan pikiran, namun juga kesenangan dan kegembiraan saat bekerja.
Sementara itu ada sebagian orang yang bekerja dengan kepandaian dan pengetahuannya, ada pula yang mengandalkan koneksinya. Namun semua itu tidak menjamin bahwa mereka dapat menikmati pekerjaannya, sampai mereka bekerja dengan hatinya. Selain bisa menikmati yang dikerjakan, bekerja dengan sepenuh hati maka hasilnyapun akan maksimal.
Salah satu perusahaan raksasa Google, pada era digital seperti saat ini siapa yang tidak mengenal google yang mengawali sebagai jasa mesin pencari yang didirikan pada tahun 1998 sampai pada saat ini dengan berbagai macam bidang usaha lainya yang mencakup sistem oprasi Android dan telpon genggam nexus, menyediakan jasa insfrastruktur broadband untuk perkotaan, periklanan dan pemasaran, system pembayaran, musik, hiburan, permainan dan masih banyak lagi.
Menarik untuk diketahui, akan kebijakan-kebijakan unik dilakukan perusahaan google berkontribusi pada predikat perusahaan terbaik untuk tempat berkerja. Salah satunya adalah "Innovation Time Off" yakni setiap pegawainya diizinkan untuk menggunakan 20% waktunya untuk mengerjakan kegiatan yang mereka minati. Hasilnya sungguh luar biasa kebijakan tersebut berbuah manis dengan menelurkan Gmail, Google News, Orkut, dan Adsense, hanyalah segelitir dari hasil inovasi disaat time off.
Dengan misi mengorganisasikan pesan diseluruh dunia dan membuatnya bisa diakses secara universal memberikan solusi serta manfaat. Misi tersebut kemudian diwarnai falsafah perusahaan yang menyakini bahwa kita bisa menghasilkan uang tanpa melakukan kejahatan, kita bisa serius tanpa stelan jas, serta pekerjaan semestinya menantang dan setiap tantangan mesti menyenangkan. Serta karyawanpun ditantang berinovasi dengan menyenangkan.
Dari uraian diatas betapa pentingnya passion dalam bekerja sebagai bentuk elemen yang memiliki andil besar dibandingkan kompetensi. Kinerja tanpa gairah tidak bermakna, tetapi disisi lain gairan tanpa berkarya jelas tidak menghasilkan apa-apa. Yakinilah sekecil apapun itu dalam berkarya jika dibarengi dengan hati dan gairah ( passion ) yang tepat maka hasilnyapun akan lebih maksimal.
dari berbagai sumber
Sebuah hipotesis Rene Suhartono pengarang buku Passion is nothing mengungkapkan Kinerja luar biasa lahir dari kegembiraan yang luar biasa dalam menjalankannya. Passion will drive awesome performance. Seberat apapun pekerjaan dijalani dengan kegembiraan serta passion yang tepat maka semua akan mudah untuk melewatinya. Sementara itu passion bukan hanya sebagai ambisi, angan-angan. Passion sudah tertanam dalam diri sebagai anugrah dari sang pencipta pada setiap manusia sejak nyawa ditiupkan. Passion merupakan produk hati, bukan pikiran, oleh karena itu gairah itu muncul dari kesadaran bukan pemikiran.
Sementara itu mengutip kalimat Kuntoro Mangkusubroto yang menyampaikan pandangannya dalam buku tersebut diatas menyebutkan "Disini kita bekerja bukan sekedar mencari makan. Bukan semata urusan perut. Kita bekerja bukan seperti ayam notol disana sini sepanjang hari tiada henti. Kita manusia, bekerja untuk menggapai cita-cita yang dilandasi oleh nilai-nilai yang kita pegangi kukuh-kukuh, yang kita percayai. Kita bekerja untuk memberi makna bagi hidup yang singkat ini. Apabila hidup hanya diisi dengan bekerja untuk mencari makan, maka apalah kita ini; kita tak ubahnya seperti ayam." Jadi tak selayaknya hidup kita hanya hidup untuk makan seperti ayam seperti penggalan kalimat diatas maka jadikanlah diri kita dalam berkarya serta pekerjaan apapun itu memberikan manfaat bagi siapapun.
Lantas apa hubungannya bekerja tanpa passion yang tepat, seperti dalam artikel sebelumnya perihal passion. Bekerjalah dengan passion, karena tanpa adanya passion, maka ibarat bekerja tanpa jiwa, karena bekerja menggunakan hati dan passion, seseorang akan menikmati pekerjaan yang dia lakukan. Passion akan membuat suatu pekerjaan bukan hanya menggunakan otak dan pikiran, namun juga kesenangan dan kegembiraan saat bekerja.
Sementara itu ada sebagian orang yang bekerja dengan kepandaian dan pengetahuannya, ada pula yang mengandalkan koneksinya. Namun semua itu tidak menjamin bahwa mereka dapat menikmati pekerjaannya, sampai mereka bekerja dengan hatinya. Selain bisa menikmati yang dikerjakan, bekerja dengan sepenuh hati maka hasilnyapun akan maksimal.
Salah satu perusahaan raksasa Google, pada era digital seperti saat ini siapa yang tidak mengenal google yang mengawali sebagai jasa mesin pencari yang didirikan pada tahun 1998 sampai pada saat ini dengan berbagai macam bidang usaha lainya yang mencakup sistem oprasi Android dan telpon genggam nexus, menyediakan jasa insfrastruktur broadband untuk perkotaan, periklanan dan pemasaran, system pembayaran, musik, hiburan, permainan dan masih banyak lagi.
Menarik untuk diketahui, akan kebijakan-kebijakan unik dilakukan perusahaan google berkontribusi pada predikat perusahaan terbaik untuk tempat berkerja. Salah satunya adalah "Innovation Time Off" yakni setiap pegawainya diizinkan untuk menggunakan 20% waktunya untuk mengerjakan kegiatan yang mereka minati. Hasilnya sungguh luar biasa kebijakan tersebut berbuah manis dengan menelurkan Gmail, Google News, Orkut, dan Adsense, hanyalah segelitir dari hasil inovasi disaat time off.
Dengan misi mengorganisasikan pesan diseluruh dunia dan membuatnya bisa diakses secara universal memberikan solusi serta manfaat. Misi tersebut kemudian diwarnai falsafah perusahaan yang menyakini bahwa kita bisa menghasilkan uang tanpa melakukan kejahatan, kita bisa serius tanpa stelan jas, serta pekerjaan semestinya menantang dan setiap tantangan mesti menyenangkan. Serta karyawanpun ditantang berinovasi dengan menyenangkan.
Dari uraian diatas betapa pentingnya passion dalam bekerja sebagai bentuk elemen yang memiliki andil besar dibandingkan kompetensi. Kinerja tanpa gairah tidak bermakna, tetapi disisi lain gairan tanpa berkarya jelas tidak menghasilkan apa-apa. Yakinilah sekecil apapun itu dalam berkarya jika dibarengi dengan hati dan gairah ( passion ) yang tepat maka hasilnyapun akan lebih maksimal.
dari berbagai sumber