CARA MENGATUR KEUANGAN YANG TEPAT ADALAH HINDARI KESALAHAN-KESALAHAN DALAM MENGATUR KEUANGAN

cara-tepat-mengatur-keuangan-hindari-kesalahan-kesalahan-mengatur-keuangan
Dalam hidup manusia di dunia semuanya tidak lepas dengan urusan keuangan, berbagai macam cara dilakukan untuk mengatur keuangan yang tepat.

Tidak sedikit pula yang melakukan-kesalahan-kesalahan fatal dalam mengaturnya, tetapi semua kesalahan tersebut diatasi jika memahami dengan betul fungsi dari uang itu sendiri sebagai alat ganti atau alat pembayaran seta dapat menghindari beberapa kesalahan-kesalahan dalam keuangan.

Dengan meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam mengatur keuangan atau menggunakannya, selain itu ketepatan dalam menentukan kebutuhan atau keinginan lebih penting kesampingkan ego dalam upaya terlepas dari kesalahan-kesalahan keuangan yang terus berkepanjangan.

Dalam hal ini yang patut diperhatikan perencanaan keuangan yang tepat diantaranya adalah:

Baca juga
Cara menjadi marketing yang handal
Tips bekerja sambil kuliah

Kebutuhan penting tapi mendesak
Kebutuhan penting tapi tidak mendesak
Kebutuhan mendesak tapi tidak penting
Kebutuhan penting tidak mendesak dan tidak penting


Tentukan antara keinginan dan kebutuhan, tentukan efektif dan efesiensi dan tepat guna karena tidak semua keinginan itu sesuai dengan kebutuhan.

Berikut adalah beberapa kesalahan-kesalahan dalam keuangan yang patut untuk hindari :


1. Pengeluaran Berdasarkan Kata Hati Bukan Karena Kebutuhan


Sumber dari hutang pribadi terbesar adalah pengeluaran yang tidak terkontrol melebihi hal-hal yang dibutuhkan. Tak perlu pergi berbelanja ketika sedang merasa bosan berada di dalam rumah, sebab kemungkinan membeli barang-barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan atau  tidak pernah pergunakan sangatlah besar.

Jika memiliki kecendrungan untuk selalu menuruti kata hati, maka cobalah untuk membuat rencana yang matang dan tepat terhadap barang-barang yang memang perlu untuk beli dan barang-barang yang perlu di hindari. Jika memang betul-betul menginginkan benda tersebut sesuatu, maka dapat kembali di lain hari – intinya bersabarlah pada saat berbelanja, serta tepat dalam memilahnya.

2. Tergoda oleh Teknik-Teknik Dan Rayuan Para Penjual

Perusahaan-perusahaan besar kenamaan selalu menggunakan banyak trik dalam mengajak para calon pembeli untuk membeli barang-barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan.

Itulah marketing, Sebagai contoh, cobalah untuk tidak tergoda oleh barang-barang yang di-discount sampai dengan 70%; bukan hanya karena barang tersebut sedang dalam promosi sale lalu berpikir harga tersebut adalah harga yang sangat bagus dan layak untuk dibeli.

Kuatkan hati untuk tidak tergoda oleh promosi membeli 2 gratis 1; tetapi lihatlah barang-barang yang dimiliki saat ini, cobalah untuk memulai menghitung sudah berapa banyak dari barang-barang tersebut yang jarang dipakai atau jarang dimanfaatkan.
tetapi jika memang betul-betul menginginkan barang yang ditawarkan tersebut, anda bisa datang lagi dilain kesempatan.

3. Tidak Pernah Mengecek Harga yang Lebih Murah Sebagai Pembanding

Untuk item-item tertentu seperti asuransi atau hipotek misalnya, perusahan-perusahaan akan mengambil keuntungan dari loyalitas konsumen dengan memberikan harga yang cukup tinggi. Keengganan dari konsumen untuk berpindah ke perusahaan lain, dalam bahasa inggris disebut customer inertia.

Contohnya, orang-orang akan berpikir terlalu banyak mengenai birokrasi yang harus di lewati jika hendak memindahkan hipoteknya. Padahal jika memang betul mau menjalani proses tersebut, yakni berpindah ke perusahaan hipotek lain yang lebih murah, disitu akan menghemat dengan jumlah uang yang cukup besar.

Sebagai perumpamaan : jika pergi berbelanja, maukah untuk membeli sebuah barang yang sebetulnya memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda atau bahkan mungkin setara, tetapi dibandrol dengan harga 20% lebih mahal?

4. Tidak Pernah Memiliki Rencana Dalam Menabung

Menginjak usia 20-an ada kendala sulit untuk menabung, karena biasanya setelah lepas dari tanggung jawab orang tua dan telah memiliki penghasilan maka  uangpun dipergunakan habis guna keperluan hidup sehari-hari. Namun baru bisa mulai menabung setelah penghasilan sudah dirasakan cukup.

Tetapi dimana ketika saat itu datang, usia sudah menginjak 50-an tanpa tabungan sama sekali, lantas apa yang akan terjadi?

Dalam menabung diperlukan suatu sikap paksaan pada diri sendiri. Jika dipaksakan untuk menabung sejak usia dini meskipun dengan jumlah yang tidak terlalu besar, hal tersebut lambat laun pasti akan menjadi suatu kebiasaan positif, dan akan lebih produktif kelak kemudian hari.

Maka kondisi keuanganpun dijamin akan jauh lebih baik di masa yang akan.

Paksakanlah untuk menabung minimal 10% dari penghasilan kemudian disisihkan untuk ditabung.

5. Menjadikan Kekayaan Sebagai Tujuan Utama Dalam Hidup

Tidak sedikit para milyuner yang memiliki akan sifat tidak pernah merasa puas. Mereka selalu menginginkan sesuatu yang lebih dan lebih.

Hal yang lebih menyakitkan mereka adalah ketika mereka harus membelanjakan uangnya, padahal tujuan utama mereka adalah mengumpulkan uang dengan tanpa batas.

Uang dan kekayaan bukanlah sesuatu hal yang buruk, namun mereka akan menjadi seperti itu bahkan jika terlampau mencintainya melebihi apapun didalam hidup maka itu akan lebih menyiksa karena akan memanfaatkan berbagai macam cara untuk mempertahankan ataupun dalam meraihnya.

Hidup bukan hanya sekedat mengumpulkan banyaknya uang yang menggunung menjadi gelimangan kekayaan, disini perlu untuk menjaga keseimbangan antara uang dan aspek-aspek kehidupan yang lainnya.

6. Membiarkan Uang Merusak Indahnya Persahabatan

Uang adalah sesuatu yang sensitif, tak perduli menimpa siapapun baik teman maupun keluarga. Suatu kesalahan besar apabila bergantung pada sahabat, saudara, keluarga untuk menyelesaikan masalah keuangan yang sedang hadapi, terlebih jika membuatnya menjadi sebuah kebiasaan yang berlarut-larut.

Banyak kasus persahabatan yang hancur hanya gara-gara masalah uang, tidak sedikit keluarga yang retak karena masalah uang. Janganlah menodai persahabatan yang telah di bangun dengan susah payah, tak perlu memutuskan silaturahmi hanya karena masalah urusan pinjam meminjam uang.

7. Tidak Pernah Memiliki Catatan Atas Keuangan

Tidak sedikit orang  yang tak mengetahui seberapa banyak uang yang telah dibelanjakan atau hutang yang dimilikinya; yang hanya mereka sadari adalah dompet sudah kosong dan kering pada saat akhir bulan menjemput.

Ada baiknya jika mulai mencatat pengeluaran-pengeluaran sehingga bisa lebih mengontrol lagi pos-pos mana yang patut untuk dihemat.

Kondisi keuangan yang baik adalah dimulai dengan menyadari kondisi keuangan pada saat ini.

8. Memperoleh Penilaian Kredit yang Merugikan

Ketika Telat dalam membayar pinjaman ke bank akan berdampa terkena bunga dan denda, namun sebetulnya masalah yang lebih utama adalah akan terkena dampak yang lebih merugikan terhadap penilaian kredit (credit rating).

Akibatnya maka akan lebih sulit dalam memperoleh kredit di masa mendatang dan hal ini sangatlah mahal harganya, karena semuanya  menyangkut nama baik dan kredibiltas.

Sebagai contoh adalah seseorang yang telah di-blacklist oleh salah satu bank penyedia kartu kredit. Dia akan kesulitan mengajukan bermacam kredit salah satunya kredit kepemilikian rumah (KPR) ke bank manapun.

Lantas kenapa hal tersebut bisa terjadi? Bank-bank memiliki jaringan yang kuat antar Bank satu sama lain, sehingga jika telah di-blacklist oleh salah satu bank, maka nama seseorang yang telah di-blacklist akan disebarkan ke bank-bank lainnya dengan cepat.

Maka sebisa mungkin hindarilah ketika telat membayar kredit apalagi tak membayar sepeserpun. Jika memang mengalami kesulitan, cobalah untuk datang baik-baik ke bank yang bersangkutan untuk membicarakan masalah keuangan yang sedang dihadapi.

9. Meminjam Uang Dengan Bunga Yang Tak Masuk Akal Atau Bunga Tinggi

Jika dalam keadaan terpaksa meminjam uang ke instansi keuangan, pastikan bahwa telah mendapatkan bunga yang terbaik atau rendah. Hindarilah untuk meminjam uang dengan bunga diatas 17%, apalagi pinjaman dari kartu kredit.

Semoga tips keuangan diatas bermanfaat dalam mengatur keuangan yang tepat guna serta menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan akbiat dari kesalahan-kesalahan dalam mengatur keuangan terlebih bagi yang sudah berkeluarga menjadi acuan sebagai cara mengatur keuangan dalam rumah tangga.



referensi
http://www.akuinginsukses.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel