KEMARAHAN DAN KEBENCIAN

Kemarahan, kebencian, sakit hati, dan juga dendam? Siapapun bisa menyimpan kemarahan kemudian menjadi sebuah kebencian, hal ini terjadi karena sakit hati  lambat laun berkembang menjadi dendam.

Disaat marah dan kebencian akan sesuatu hal, perlukah untuk menunjukkannya secara frontal?

Ada kalanya untuk membuat hati kita lega, jawabannya adalah IYA. Tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus mampu menjaga perasaan orang lain karena dampak yang ditimbulkan akan lebih mengerikan  akibat dari mengikuti hal-hal yang dibarengi oleh nafsu.  Tanpa sadar buah dari salahnya dalam melangkah maka akan tumbuh menjadi benih-benih kebencian yang menjadi bola salju yang terus menggulung dan semakin besar, menjadi DENDAM!!

Sementara kebencian yang berlebihan akan sesuatu hal biasanya akan terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari, baik itu tertuang dalam perbuatan, perkataan bahkan cenderung membabi buta tak pernah mau untuk menerima inputan informasi yang tidak sejalan kemungkinan menutup mata dan telinga berpeluang sangat besar. Bagaimana jika hal tersebut terus-menerus terjadi dan di ikuti maka dampaknya adalah kehidupan manusia sebagai mahluk sosial yang aktivitas kesehariannya tidak jauh dari manusia satu dan manusia lainnya akan terganggu.

Akibat dari sebuah kebencian yang berlebihan jalan terjalpun rela untuk diambil tanpa memperdulikan pihak-pihak dirugikan karena ulah tersebut, munculnya berbagi  propaganda fitnah  bertebaran yang berakibat dengan munculnya tunas-tunas kebencian-kebencian baru semakin menggunung. Hal ini memacu pecahnya hak-hak manusia untuk bermasyarakat, terkotak-kotak menjadi bagian-bagian yang bersebrangan. Sedangkan dari segi agama tidak ada agama apapun yang mengajarkan akan kebencian, dendam kepada siapapun. Baik itu hal agama serta ras karena sebuah perbedaan adalah anugrah, justru itu akan memperindah jalinan persaudaraan maka akan terasa besar manfaatnya.

Dewasa ini tidak sedikit ulah segelintir manusia yang memanfaatkan situasi demi mencapai sebuah tujuan, rela mengorbakan orang lain tanpa melihat hak-haknya. Sadarkah, Apa yang dipandang buruk belum tentu buruk pada akhirnya dan apa yang  dipandang baik akan baik pada akhirnya. Sikapilah segala sesuatu dengan cerdas pada porsinya masing-masing seperti bencilah sewajarnya saja karena apa yang dibenci suatu saat menjadi apa yang paling dicintai, serta cintailah sewajarnya saja karena suatu saat yang paling dicintai menjadi yang paling dibenci.

Belajarlah untuk menyikapi segala sesuatu dengan pikiran jernih dan pilahlah dengan teliti dan cermati setiap permasalahan yang terjadi, maka kemarahan, kebencian, dendam dan fitnah kemungkinan besar bisa diredam, Mulai dari diri kita sendirilah dalam menyikapinya keep smile ^_^.

* Sebuah catatan kosong

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel