BERBAGAI ARTI DAN MAKA SERTA TUJUAN DARI SEBUAH TAMPARAN

berbagai-arti-sebuah-tamparan
Menampar adalah tindakan seseorang untuk menyakiti siapapun dan bisa menimpa siapapun tak memperdulikan laki-laki, perempuan bahkan anak-anak sekalipun. Sementara tujuan dari menampar atau memberi tamparan seringkali adalah lebih untuk mempermalukan daripada menyakiti. "Slap in the face" (tamparan di wajah) adalah idiom umum yang berasal dari akhir 1800-an yang berarti memberi peringatan atau menghina.

Dalam teks yang ditulisnya pada tahun 2004, The Naked Woman: A Study of the Female Body, anthropolog Desmond Morris mendefinisikan apa yang ia sebut "cheek slap" (tamparan pipi). Menurutnya tamparan pipi adalah "perbuatan klasik seorang wanita yang merespon perhatian yang tak diundang seorang pria". Morris mengkategorikan tamparan pipi sebagai display blow, yang artinya seseorang yang tidak mungkin diacuhkan namun tidak menyebabkan kesakitan yang besar. Kata "tamparan" seringkali digunakan untuk meringankan aksi kekerasan, bahkan jika perbuatan itu sangat menyakitkan. Perbuatan menampar sering disamakan dengan kekerasan minor.

Menampar dinilai secara berbeda oleh berbagai kebudayaan. Di Islandia, menampar anak dipandang sebagai bentuk penyiksaan fisik yang ekstrim. Sementara itu, di Britania Raya dianggap oleh beberapa orang tua sebagai perbuatan yang menyiksa. Di India, sebuah studi menjumpai bahwa terdapat penerimaan yang tinggi mengenai suami yang menampar istri, terutama di kalangan suami dan kelas menengah.

Saat gadis Yahudi mengalami menstruasi untuk pertama kalinya, ibu mereka sering menampar pipi putri mereka. Ini adalah tradisi yang dipandang oleh beberapa orang merupakan lambang kesulitan dalam kehidupan sebagai wanita.

Studi menunjukkan bahwa walaupun orang Amerika menghindari kekerasan domestik tanpa memandang apakah pelaku pria atau wanita, biasanya mereka lebih menerima kekerasan skala minor seperti menampar, terutama lebih digunakan oleh wanita dalam melawan pria daripada sebaliknya. Ini kemungkinan karena wanita dianggap paling mungkin daripada pria untuk melakukan kekerasan fisik. Namun, wanita yang melakukan perbuatan kekerasan minor terhadap pasangan pria mereka, memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk disakiti oleh pasangannya, dan ahli kekerasan domestik kemudian menasihati wanita yang berada dalam resiko untuk menghentikan perbuatan minor dalam bentuk serangan fisik terhadap pasangan mereka. Lalu, baik pria dan wanita yang keras terhadap pasangan kemungkinan besar cenderung menampar atau memukul pantat ("spanking") anak-anak mereka juga, walaupun anak itu sendiri bukanlah seharusnya jadi objek penyiksaan jauh lebih baik jika teguran secara lisan serta contoh tindakan yang konkrit dicontohkan kepada anak-anak, karena pemukulan ataupun tindakan kasar lainya akan merusak psikologi anak tersebut dalam kehidupan kedepannya.

Di India, tamparan juga adalah sikap politis yang digunakan untuk mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap ide seorang tokoh politik. Terbayang jika kejadian tersebut terjadi di Negara kita tercinta kemungkinan besar terjadinya persetruan panjang akan terpampang dimedia massa bahkan mencoreng citranya sendiri sebagai manusia yang berpendidikan tapi berprilaku layaknya hukum rimba, tapi itulah kebudayaan yang berbeda dari Negara yang berbeda hukum serta undang-undang yang mengaturnya.

Sebuah kisah nyata yang dialami salah satu anggota kepolisian dinegara kita tercinta ini tulisannya dimuat disurat kabar perihal kejadian yang pernah dialaminya dimasa masih duduk dibangku sekolah menengah atas kejadian bermula dari lebihnya beban yang diangkut kendaraannya dan mendapat teguran dari Polisi lalulintas yang bertugas yang seharusnya memberikan contoh sebagai panutan masyarakat dengan slogannya “siap melayani anda” polisi tersebut melalukan penamparan pada ibunya tindakan yang tidak sepatutnya diambil hasil dari arogansi pribadi, tapi disini kita tidak perlu menjudge bahwa semua polisi buruk perangainya serta bertindak mengikuti arogansi sesaat, karena masih ada mutiara yang tersembunyi dikesatuan kepolisian yang telah melakukan sebuah tindakan nyata bermanfaat bagi sesama. Semua kembali kepada pribadi masing-masing dalam menentukan sikap.

Kembali kejadian tersebut ibunyapun berpesan jika kelak jadi seorang polisi jadilah polisi yang tidak mengandalkan arogansi sesaat, waktu terus berjalan si anak akhirnya lulus dari AKPOL dan karinya terus berkembang sampai menjadi Wakapolres didaerah tertentu, nasihat ibunya tetap terpatri didalam hatinya. Waktupulalah mempertemukan kembali dengan oknum penampar tersebut dimasa lalu, hebatnya tak tersimpan dendam sedikitpun bahkan memberikan nasihat pada oknum tersebut sebuah tindakan yang patut ditiru keteladannya.

Disini kita bisa menyimpulkan tindakan apapun yang kita ambil dengan mengikuti arogansi dan emosi sesaat hanya akan mengakibatkan sebuah penyesalan dikemudian hari, seperti kalimat orang bijak berkata befikir sebelum berbuat  jauh lebih utama dari pada berfikir setelah berbuat sesuatu. Manusia tak bisa menjamin apa yang terjadi kelak dikemudian hari semua menjadi rahasiaNya.

Sebuah tamparan secara harfiah adalah tindakan dengan dasar tujuan menyakiti orang lain menggunakan telapak tangan kearah muka, tapi tamparanpun bisa berupa kalimat serta ucapan bahkan tindakan serta kejadian yang berdampak pada hasil positif bahkan negative. Tamparan yang dialami dari lontaran kalimat yang meluncur bak anak panah dari busur yang tak mungkin untuk ditarik kembali, luka yang ditimbulkan lebih mematikan karena bisa menembus apa yang tak tertembus oleh jarum sekalipun, seperti istilah mulutmu harimaumu. Silahkan tentukan menjadi pribadi yang bermanfaat tanpa mengandalkan ego sesaat atau lebih menjadi pribadi yang dicintai sesama dan keberadaannya dimanapun bak mutiara yang mahal harganya. Sebelum menampar orang lain tamparlah dirimu sendiri karena niscaya orang lainpun sama merasakan sakit apa yang kita rasakan.

( dari berbagai sumber )
http://id.wikipedia.org/wiki/Tamparan

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel