CARA MENDIDIK ANAK YANG BAIK ADALAH TIDAK MENGAJARI ANAK UNTUK MEMBALAS
5/21/2015
Sebagai orang tua yang baik tentunya adalah memberikan contoh-contoh yang baik pula bagi anak-anaknya serta cara-cara mendidikpun harus dengan cara yang baik pula serta menghindari kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak. Dengan mengajari anak untuk membalas ketika anak menerima kejadian buruk yang menimpanya akibat dari perbuatannya sendiri maupun perbuatan orang lain adalah salah satu dari kebiasaan buruk orang tua dalam mendidik anak. Karena tidak sedikit orang tua yang menyuruh anaknya untuk segera membalas semua pukulan yang diterima dengan pukulan yang sama pula, secara psikologi perbuatan tersebut adalah bukan cara mendidik anak yang baik.
Dalam keadaan ini dapat menimbulkan sifat untuk membalas dendam dan kekerasan pada diri anak tersebut. Selain itu juga bisa mengakibatkan sang anak berfikir bahwa dengan kekerasan merupakan jalan keluar dari berbagai masalah yang dihadapi. Tak perlu kaget jika akan menemukan kebiasaan anak yang sering membalas atau membalikkan ucapan yang orang tua sampaikan padanya.
Jika mengingin mengajari anak supaya mengalah, lakukanlah dengan cara yang benar. Tidak hanya mengajarkan tetapi juga harus memberikan pemahaman serta menjelaskan alasan dan maksud dari sifat teman yang sering menyakiti teman lain itu disebabkan karena ketidak sengajaan. Mengajari anak untuk selalu mengalah tetapi tanpa disertai alasan yang tepat dan tidak baik itu juga kurang bagus bagi anak itu sendiri. Anak bisa memiliki pemikiran bahwa dalam situasi apapun itu, dia harus rela mengalah. Justru sifat seperti itu akan berbahaya sebab akan menimbulkkan sifat terlalu rendah diri, kurang memiliki rasa percaya diri serta takut dalam bersikap.
Cara mendidik anak agar tidak perlu membalas akan memberikan pengertian pada anak bahwa memberikan maaf serta rela mengalah merupakan jalan keluar terbaik pada pertemanan. Berikan pemahaman bahwa dengan mengalah adalah sifat terpuji dan akan disukai banyak orang.
Dan apa Yang Semestinya Dilakukan Orang Tua?
Sebagai orang tua harus bisa bersabar dan menganggapinya kejadian dengan cara yang wajar, tidak perlu emosional yang berlebihan. Sampaikan kepada orang tua anak yang sering mengganggu dengan tutur kata yang sopan bahwa anaknya sering berlaku agresif serta melakukan tindak kekerasan terhadap anak lainnya.
Ajarkan pada anak untuk segera menghindar dari teman-teman yang suka menyakiti dan tidak berprilaku baik demi menjaga kejadian yang tidak di inginkan. Atau memberikan anak pilihan pada anak dalam memilih pertemanan, berikan juga pemahaman serta penjelasan mengenai konsekuensi yang bisa diterimanya jika dia tetap memilih teman dengan sifat tertentu.
Dari kedua ajaran untuk mengalah ataupun membalas. Pendidikan anak yang lebih baik lagi yaitu dengan mengajari anak untuk bersifat Asertif, yakni sifat agar anak bisa menyampaikan secara tegas bagaimana perasaannya atas tindakan dari temannya.
Contohnya dengan menyampaikan pada anak "Bicara pada temanmu jika kamu tidak suka atau tidak senang dengan sifatnya. Jangan mengangis karena nanti malah dia makin suka menggodamu". Hal itu merupakan awal pembentukan pertahanan diri dan pembentukan karakter pada anak dalam menyikapi serangan. Teman yang bersifat agresif pada saat menerima respon yang tegas dari lawan akan sedikit tidak berani serta mulai berpikir dan ragu untuk kembali berlaku agresif.
Bila sudah bisa dengan tegas mengutarakan ke teman pengganggunya, maka anak akan berani untuk mengambil sifat selanjutnya. Contoh selanjutnya dia akan lebih memilih, memilih teman yang baik serta tidak pernah berlaku kasar. Jadi anak akan bisa mencari jalan keluar dari suatu masalah tanpa harus membalasnya dengan kekerasan yang sama.
Sebagai orang tua yang baik mendidik anak dengan cara yang tepat dan baik adalah titik awal dari perkembangan karakter dari anak sejak dini. Dengan demikian kelak anak menjadi seseorang yang dibanggakan kedua orang tuanya disambut dengan senyuman penuh kebahagiaan karena telah berhasil mendidik anak-anaknya dengan cara yang baik.
Dalam keadaan ini dapat menimbulkan sifat untuk membalas dendam dan kekerasan pada diri anak tersebut. Selain itu juga bisa mengakibatkan sang anak berfikir bahwa dengan kekerasan merupakan jalan keluar dari berbagai masalah yang dihadapi. Tak perlu kaget jika akan menemukan kebiasaan anak yang sering membalas atau membalikkan ucapan yang orang tua sampaikan padanya.
Jika mengingin mengajari anak supaya mengalah, lakukanlah dengan cara yang benar. Tidak hanya mengajarkan tetapi juga harus memberikan pemahaman serta menjelaskan alasan dan maksud dari sifat teman yang sering menyakiti teman lain itu disebabkan karena ketidak sengajaan. Mengajari anak untuk selalu mengalah tetapi tanpa disertai alasan yang tepat dan tidak baik itu juga kurang bagus bagi anak itu sendiri. Anak bisa memiliki pemikiran bahwa dalam situasi apapun itu, dia harus rela mengalah. Justru sifat seperti itu akan berbahaya sebab akan menimbulkkan sifat terlalu rendah diri, kurang memiliki rasa percaya diri serta takut dalam bersikap.
Cara mendidik anak agar tidak perlu membalas akan memberikan pengertian pada anak bahwa memberikan maaf serta rela mengalah merupakan jalan keluar terbaik pada pertemanan. Berikan pemahaman bahwa dengan mengalah adalah sifat terpuji dan akan disukai banyak orang.
Dan apa Yang Semestinya Dilakukan Orang Tua?
Sebagai orang tua harus bisa bersabar dan menganggapinya kejadian dengan cara yang wajar, tidak perlu emosional yang berlebihan. Sampaikan kepada orang tua anak yang sering mengganggu dengan tutur kata yang sopan bahwa anaknya sering berlaku agresif serta melakukan tindak kekerasan terhadap anak lainnya.
Ajarkan pada anak untuk segera menghindar dari teman-teman yang suka menyakiti dan tidak berprilaku baik demi menjaga kejadian yang tidak di inginkan. Atau memberikan anak pilihan pada anak dalam memilih pertemanan, berikan juga pemahaman serta penjelasan mengenai konsekuensi yang bisa diterimanya jika dia tetap memilih teman dengan sifat tertentu.
Dari kedua ajaran untuk mengalah ataupun membalas. Pendidikan anak yang lebih baik lagi yaitu dengan mengajari anak untuk bersifat Asertif, yakni sifat agar anak bisa menyampaikan secara tegas bagaimana perasaannya atas tindakan dari temannya.
Contohnya dengan menyampaikan pada anak "Bicara pada temanmu jika kamu tidak suka atau tidak senang dengan sifatnya. Jangan mengangis karena nanti malah dia makin suka menggodamu". Hal itu merupakan awal pembentukan pertahanan diri dan pembentukan karakter pada anak dalam menyikapi serangan. Teman yang bersifat agresif pada saat menerima respon yang tegas dari lawan akan sedikit tidak berani serta mulai berpikir dan ragu untuk kembali berlaku agresif.
Bila sudah bisa dengan tegas mengutarakan ke teman pengganggunya, maka anak akan berani untuk mengambil sifat selanjutnya. Contoh selanjutnya dia akan lebih memilih, memilih teman yang baik serta tidak pernah berlaku kasar. Jadi anak akan bisa mencari jalan keluar dari suatu masalah tanpa harus membalasnya dengan kekerasan yang sama.
Sebagai orang tua yang baik mendidik anak dengan cara yang tepat dan baik adalah titik awal dari perkembangan karakter dari anak sejak dini. Dengan demikian kelak anak menjadi seseorang yang dibanggakan kedua orang tuanya disambut dengan senyuman penuh kebahagiaan karena telah berhasil mendidik anak-anaknya dengan cara yang baik.