TUJUH PERKARA SEBAB AKIBAT

Ada asap pasti ada api, demikian sebuah ungkapan pepatah yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita, dimanapun berada hal-hal yang terjadi entah itu hal yang bersifat positif ataupun negative semua ditimbulkan dari pemicunya.

Mengutip ucapan dari Umar bin Khotob RA berkata ada tujuh perkara yang menjadi sebab beserta akibat yang ditimbulkannya antara lain :

1.Siapa yang banyak tertawa maka akan berkurang kewibawaannya
   Dengan tertawa manusia bisa melepaskan beban yang menjeratnya dan menjadi bagian dari pelampiasan  kepenatan dalam hidup serta bisa menyehatkan otak dan jantung ,  masih banyak lagi dampak positif yang ditimbulkannya.  Tertawa dampak positifnya memang signifikan tapi dalam hal ini juga ada efek dari tertawa yang sangat tidak dianjurkan dalam hidup bersosial, misalnya menertawakan kepedihan dan penderitaan orang lain, jadi tentukan tertawa sewajarnya saja dengan lihat waktu dan tempatnya.

2.Siapa yang meremehkan sesama maka dia akan diremehkan orang lain.
   Sebagai mahluk sosial manusia tak hidup sendiri dibutuhkan untuk bersosial dengan aneka ragam pemahaman, suku, bahasa dan lain sebagainya. Manusia akan dikenal dimana dia bisa menempatkan posisinya dengan baik dengan bisa menjaga ucapan dan perbuatannya begitupun manusia akan dikenal karena keburukan, maka dari itu berusahalah lakukan yang terbaik bagi orang lain seperti  ikhlasnya matahari yang rela memberikan siangnya pada sang malam. Dengan tidak meremehkan orang lain, maka orang lain pun akan berbuat sama sebagai hukum tarik menarik.

3.Siapa yang menggemari sesuatu maka dia akan dikenal sebagai ahli bidang yang digemarinya.
   Untuk menggemari seuatu ada dua pilihan menggemari yang bersifat kebaikan atau keburukan, dalam hal ini dalam menggemari sesuatu yang bersifat kebaikan akan memberikan manfaat bagi diri sendiri khususnya dan besarnya manfaat yang diperoleh bagi orang lain, sedangkan menggemari sesuatu yang bersifat keburukanpun sama sipelaku akan menerima apa yang digemari bahkan  dampaknya akan jauh lebih mengerikan diterima bagi dirinya sendiri dibandingkan pada orang lain, secara tidak langsung telah merendahkan dirinya sendiri  dihadapan orang lain, maka bersiaplah untuk mendapatkan sesuatu yang mungkin tak pernah dibayangkan dan diharapkan bakal diterima. Tentukanlah pilihan menjadi pribadi yang penuh manfaat bagi orang lain atau hanya menjadi momok yang menjijikan bagi orang lain, semua tergantung dalam menentukan sikap.

4.Siapa yang banyak bicara maka banyak pula dosanya.
   Berbicara pada porsi, waktu dan tempatnya karena tak sedikit manusia yang menjadi korban dari banyaknya bicara yang menimbulkan orang lain tersakiti merajam ke hati, seperti pepatah diam itu emas karena yang telah berhasil melakukannya dia tau dimana waktu untuk bicara dan diam. Membicarakan hal-hal yang tidak penting contoh kecil membicarakan keburukan orang lain yang belum tentu  sesuai dengan keasliannya, maka lambat laun akan terjadinya fitnah berdampak pada dosa yang menggunung buah dari ucapannya . Berbicaralah sewajarnya saja karena mulutmu harimau mu.

5.Siapa banyak dosanya maka sedikit rasa malunya.
   Rasa malu setiap manusia sejatinya telah memilikinya sebagai anugrah dari Yang Maha Kuasa sebagai berkah yang tak ternilai harganya. Tetapi akibat dari hilangnya rasa malu maka dosa-dosa yang diakibatkannya tak pernah diperhatikan, seperti para koruptor yang tanpa rasa malu mengkorupsi uang nengara dan rakyat, betapa besar kerugian yang ditanggung Negara dan rakyatnya.

6.Siapa yang sedikit rasa malunya maka sedikit sifat wara’-nya.
   Sedikitnya rasa malu seseorang maka sifat takut pada Tuhannya tak pernah diperdulikan lagi, rela menghalalkan segala cara untuk memenuhi hasrat keinginannya baik itu dengan cara baik ataupun buruk semua tak pernah dipertimbangkan lagi.

7.Siapa yang sedikit sifat wara’-nya maka akan mati hatinya.
   Manusia yang mati hatinya tak pernah peduli lagi pada kodratnya sebagai manusia didunia serta melupakan apa yang menjadi kewajibannya, ucapan dan perbuatan tak pernah dijaga seperti cemeti liar mencambuk kesana-kemari buah dari hilangnya akal sehat berakibat kepada timbulnya benih-benih permusuhan dan membakar kebencian. Ketakutannya pada Tuhan mungkin sudah luntur dan cenderung musnah.
Hidup hanya sekali jadikan itu menjadi hal yang berarti  bagi sesama.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel